ABATANEWS.COM – TikTok berencana memberhentikan ratusan staf di Inggris yang memoderasi konten di platformnya dan memindahkan pekerjaan ke kantor Eropa lainnya. Hal ini seiring dengan investasinya dalam kecerdasan buatan (ai) untuk meningkatkan moderasi.
“Kami melanjutkan reorganisasi yang kami mulai tahun lalu untuk memperkuat model operasi global kami untuk Kepercayaan dan Keamanan, yang mencakup pemusatan operasi kami di lebih sedikit lokasi di seluruh dunia,” ujar juru bicara TikTok kepada BBC dikutip Abatanews, Sabtu (23/8/2025).
Namun, Serikat Pekerja Komunikasi (CWU) mengkritik langkah tersebut. Pejabat Nasional Teknologi CWU, John Chadfield, mengatakan para pekerja TikTok telah lama menyuarakan kekhawatiran mereka tentang biaya nyata yang harus ditanggung akibat pemotongan tim moderasi manusia demi alternatif AI yang dikembangkan secara tergesa-gesa dan belum matang.
Baca Juga : TikTok Tantang WhatsApp dan Instagram dengan Fitur Pesan Suara
Ia menambahkan bahwa pemutusan hubungan kerja tersebut diumumkan tepat ketika para pekerja perusahaan akan memberikan suara untuk mengakui serikat pekerja mereka.
“TikTok akan memaksimalkan efektivitas dan kecepatan seiring kami mengembangkan fungsi penting ini bagi perusahaan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi,” jelasnya.
PHK tersebut memengaruhi staf di London dan ratusan lainnya di Asia, dan karyawan yang terdampak dapat melamar peran internal lainnya.
Baca Juga : Usung Tema Sulsel Punya Cerita, Nuansa Kreatif TikTok Fest 2025 Vol 1 Segera Digelar
Pengumuman ini muncul saat Inggris meningkatkan persyaratan keamanan konten berdasarkan Undang-Undang Keamanan Daring, yang memungkinkan denda hingga 10% dari omzet global perusahaan karena ketidakpatuhan.
TikTok baru-baru ini memperkenalkan kontrol orangtua baru, tetapi pengawas data Inggris telah meluncurkan “investigasi besar” terhadap perusahaan tersebut.
