Senin, 12 Mei 2025 12:06

Suporter Arema FC Kembali Celakai Pemain dan Ofisial Persik Usai Jagoannya Kalah

Suporter Arema FC Kembali Celakai Pemain dan Ofisial Persik Usai Jagoannya Kalah

ABATANEWS, MALANG — Keamanan pertandingan di markas Arema FC kembali dipertanyakan setelah bus Persik Kediri dilempari batu oleh oknum suporter usai laga pekan ke-32 Liga 1 2024/25 di Stadion Kanjuruhan, Minggu (11/5/2025). Insiden ini terjadi tak lama setelah Persik menundukkan Arema dengan skor telak 3-0, menunjukkan bahwa atmosfer pasca pertandingan masih belum steril dari potensi kekerasan.

Manajer Persik, Moch Syahid Nur Ichsan, menyampaikan bahwa pelemparan terjadi saat timnya baru saja keluar dari stadion. Kaca bus pecah dan serpihannya mengenai kepala pelatih Divaldo Alves dan asisten pelatih, Antonio. Beruntung, para pemain selamat dari serangan tersebut.

“Kejadian awalnya, kita biasa keluar dari stadion, terus tiba-tiba ada lemparan aja,” ungkap Ichsan kepada media.

Meski hanya luka ringan, insiden ini menunjukkan kelalaian serius dalam pengamanan. Apalagi menurut Ichsan, pengawalan terhadap bus Persik memang ada, namun tidak efektif.

“Ada pengawal tapi pengawalan mungkin di depan,” ujarnya.

Celakanya, ini bukan pertama kali Stadion Kanjuruhan disorot karena masalah keamanan. Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 yang menewaskan 135 orang seharusnya menjadi titik balik bagi Arema FC dan aparat terkait untuk memperbaiki sistem pengamanan pertandingan secara menyeluruh. Namun, insiden terbaru ini menunjukkan bahwa pembenahan masih jauh dari tuntas.

Ichsan mengaku tidak mengetahui pasti jumlah pelaku, namun mengonfirmasi bahwa pelemparan terjadi lebih dari sekali.

“Wah saya enggak lihat yang signifikan yang melempar seperti apa, cuma memang ada beberapa kali lemparan,” katanya.

Setelah insiden, manajemen Persik harus mengadakan pertemuan darurat dengan Ketua LOC Arema, security officer, dan perwakilan Aremania. Pihak Arema menyampaikan permintaan maaf, namun itu tidak menghapus fakta bahwa kekerasan tetap terjadi di lingkungan stadion yang pernah menjadi saksi bisu salah satu tragedi sepak bola terbesar di dunia.

“Intinya kan teman-teman minta maaf dari panpel, dari Aremania, dari manajemen Arema. Ya kami juga menerima, kami legowo, karena kan ini bukan hal yang diinginkan juga oleh mereka,” tandas Ichsan.

Namun, permintaan maaf tak cukup jika keamanan pertandingan terus dibiarkan longgar. Arema FC seharusnya lebih bertanggung jawab atas keselamatan tim tamu, terlebih dengan sejarah kelam yang masih membekas di Stadion Kanjuruhan.

Penulis : Azwar
Komentar