Sektor Perbankan di Sulsel Tumbuh Positif, Total Aset Yang Dimiliki Rp 200,37 T

Sektor Perbankan di Sulsel Tumbuh Positif, Total Aset Yang Dimiliki Rp 200,37 T

ABATANEWS, MAKASSAR – Otoritas Jasa Keuangan atau OJK Sulselbar mencatat kinerja sektor jasa keuangan di Sulawesi Selatan masih tetap kokoh, stabil, dan terus bertumbuh. Stabilitas ini didukung oleh kinerja intermediasi yang kontributif dan profil risiko yang terkendali.

“Hal ini sejalan dengan Stabilitas Sektor Jasa Keuangan (SJK) secara nasional yang ikut terjaga, di tengah tantangan perekonomian global dan domesitik berdasarkan hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK pada 26 Februari 2025,” kata Kepala OJK Sulselbar, Moch. Muchlasin, Kamis (20/3/2025).

Adapun perkembangan sektor perbankan di Provinsi Sulsel menunjukkan pertumbuhan positif. Pada posisi Januari 2025, total aset perbankan tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp200,37 triliun.

Sementara dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 6,21 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp134,73 triliun. DPK di Provinsi Sulawesi Selatan didominasi oleh tabungan dengan share 59,76 persen. Adapun kredit yang disalurkan tumbuh sebesar 4,61 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp163,91 triliun.

“Penyaluran kredit di Sulawesi Selatan masih didominasi oleh penyaluran kredit produktif sebesar 53,98 persen, namun dari sisi pertumbuhan kredit didorong oleh kredit konsumtif yang tumbuh sebesar 9,73 persen,” imbuhnya.

Jika dilihat berdasarkan sektor ekonomi, kredit yang disalurkan pada sektor perdagangan besar dan eceran memiliki porsi terbesar dengan share 23,18 persen.

Kinerja intermediasi perbankan di Sulsel terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 123,92 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level 2,83 persen.

Di sisi lain Perbankan Syariah menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi pada posisi Januari 2025. Hal ini tercermin dari aset perbankan syariah yang tumbuh sebesar 20,62 persen (yoy) menjadi Rp16,80 triliun, dengan penghimpunan DPK yang tumbuh 17,74 persen menjadi Rp11,88 triliun dan penyaluran pembiayaan yang juga tumbuh sebesar 20,05 persen (yoy) menjadi Rp14,32 triliun.

“Tingkat intermediasi perbankan Syariah berada pada level 120,50 persen dengan tingkat NPF pada level 2,20 persen. Kredit usaha mikro mendominasi penyaluran Kredit UMKM,” jelasnya.

Realisasi kredit kepada UMKM di Sulsel tumbuh sebesar 1,95 persen (yoy) menjadi Rp61,13 triliun dengan share sebesar 38,04 persen dari total kredit yang disalurkan Bank Umum di Provinsi Sulawesi Selatan.

Penyaluran kredit UMKM di Sulsel di dominasi oleh kredit usaha mikro sebesar Rp34,04 triliun dengan share sebesar 55,69 persen dari total kredit UMKM. Secara total, kredit UMKM telah disalurkan kepada 908.626 debitur.

Adapun disektor Pasar Modal total SID investor pasar modal di Provinsi Sulsel pada posisi Desember 2024 mencapai 400.517 SID atau tumbuh sebesar 25,68 persen (yoy). Dari total investor pasar modal tersebut, yang terbanyak adalah investor reksa dana mencapai 382.599 SID atau tumbuh sebesar 26,12 persen (yoy).

Adapun nilai transaksi saham di Provinsi Sulawesi Selatan sampai dengan Desember 2024 sebesar Rp22,64 triliun, nilai ini meningkat 20,19 persen jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.

Pada sektor PPDP, total penjaminan pada perusahaan penjaminan tumbuh 4,43 persen menjadi Rp738 miliar dan total aset dana pensiun tumbuh sebesar 3,77 persen menjadi Rp1,60 triliun per Desember 2024.

Sedangkan pada perusahaan perasuransian, total premi asuransi umum menunjukkan pertumbuhan sebesar 8,83 persen dan total klaim asuransi mengalami penurunan sebesar -8,82 persen. Di sisi lain total premi asuransi jiwa menunjukkan penurunan sebesar -11,03 persen dan total klaim asuransi jiwa meningkat sebesar 11,94 persen.

Perkembangan sektor PVML di Provinsi Sulawesi Selatan posisi Desember 2024 (yoy) juga menunjukkan kinerja positif. Kinerja perusahaan pembiayaan mampu tumbuh positif, tercermin dari total piutang pembiayaan yang tumbuh 7,12 persen menjadi Rp18,98 triliun.

Begitu pula dengan total pinjaman yang disalurkan pada perusahaan pergadaian tumbuh 27,22 persen mencapai Rp7,57 triliun dan outstanding pinjaman pada fintech peer to peer lending yang tumbuh sebesar 50,59 persen menjadi Rp1,78 triliun dengan tingkat wanprestasi yang terjaga yaitu sebesar 1,59 persen.

Di sisi lain perusahaan modal ventura masih menghadapi tantangan, hal ini tercermin dari total pembiayaan modal ventura yang terkontraksi sebesar -14,33 persen.

Berita Terkait
Baca Juga