ABATANEWS, MAKASSAR – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia menggelar sarasehan bersama sejumlah AJI kota dalam rangkaian Festival Media (Fesmed) 2025 di Benteng Ujung Pandang, Sabtu (13/9/2025).
Forum ini menghasilkan sejumlah rekomendasi strategis untuk memperkuat kerja-kerja jurnalistik, khususnya di tengah tantangan kebebasan pers dan ketenagakerjaan media.
Sarasehan dihadiri langsung oleh Ketua AJI Indonesia, Nany Afrida, Sekjen AJI Bayu Wardhana, Ketua AJI Makassar Dhidit Haryadi, serta Ketua Panitia Fesmed Syahrul Ramadhan, bersama perwakilan AJI dari berbagai kota.
Baca Juga : Diskusi Festival Media 2025: Ketika Pangan, Energi, dan Ritual Adat Terkikis Modernisasi
Dalam diskusi, peserta menekankan pentingnya memperbanyak liputan mendalam (indepth news) yang fokus pada isu masyarakat, mulai dari konflik agraria, krisis lingkungan, hingga keberagaman.
Liputan semacam ini dianggap vital untuk mengembalikan fungsi media sebagai kontrol sosial dan pembawa suara publik yang kerap terpinggirkan.
Namun, disadari pula bahwa tidak semua redaksi memberi ruang bagi laporan mendalam. Karena itu, sarasehan merekomendasikan agar jurnalis dan komunitas pers memaksimalkan media alternatif sebagai saluran publikasi.
Baca Juga : Peringatan World Press Freedom Day, AJI: Kebebasan Pers di Indonesia Memburuk
Media alternatif dipandang bisa menjadi ruang hidup bagi karya-karya jurnalisme berkualitas yang sering kali tidak mendapat tempat di media arus utama.
Selain itu, peserta juga menekankan perlunya membentuk atau mengaktifkan kembali Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) sebagai wadah advokasi terhadap berbagai bentuk kekerasan yang dialami pekerja media.
Dalam aspek ketenagakerjaan, forum merekomendasikan pembentukan Forum Serikat Pekerja Lintas Media Indonesia (FSPMI) di setiap provinsi untuk memperkuat solidaritas pekerja media dalam memperjuangkan hak-hak dasar, termasuk upah layak dan kondisi kerja yang adil.
Baca Juga : AJI, IJTI dan PFI Tolak Program Rumah Bersubsidi Bagi Jurnalis
Rekomendasi terakhir yang muncul adalah memperkuat jejaring dengan masyarakat sipil, khususnya pers mahasiswa, jurnalisme warga, hingga para influencer yang memiliki visi sejalan dengan nilai-nilai AJI.
Jejaring ini diharapkan mampu memperluas dampak gerakan kebebasan pers sekaligus memperkuat dukungan terhadap jurnalisme independen.
“Pers tidak bisa bekerja sendirian. Kita butuh kerja kolaboratif dengan masyarakat sipil, agar jurnalisme benar-benar kembali ke fungsi utamanya: melayani kepentingan publik,” ujar Nany Afrida dalam forum.
Baca Juga : KKJ: Teror Kepala Babi terhadap Jurnalis Tempo Ancam Kebebasan Pers
Festival Media 2025 di Makassar menjadi momentum konsolidasi AJI untuk memperkuat strategi menghadapi tantangan kebebasan pers, sekaligus menegaskan pentingnya etika, kualitas liputan, dan solidaritas jurnalis di seluruh Indonesia.