ABATANEWS, JAKARTA — Setelah ratusan siswa di Kota Bogor diduga mengalami keracunan akibat konsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), Badan Gizi Nasional (BGN) merespons dengan rencana reformasi besar-besaran terhadap dapur-dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh Indonesia.
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menegaskan bahwa evaluasi menyeluruh akan dilakukan, mulai dari pemilihan bahan baku, proses memasak, hingga distribusi makanan. Langkah ini dinilai penting untuk menjamin keamanan dan kualitas menu MBG ke depannya.
“Saat ini (kasus keracunan di Bogor) sumber masalah dalam pendalaman. Kita masih nunggu hasil laboratorium,” ujar Dadan, Minggu (11/5/2025).
Baca Juga : Dewan Pers-AJI Kecam Pencabutan ID Pers Reporter CNN yang Tanyakan Keracunan MBG ke Prabowo
Tak hanya evaluasi, BGN juga akan memperketat pengawasan melalui peningkatan uji organoleptik—penilaian kualitas makanan menggunakan pancaindra—serta menggelar pelatihan rutin setiap tiga bulan bagi petugas dapur.
“Kami juga bekerja sama dengan BPOM, Dinkes, dan para profesional yang terlibat dalam tata boga food and beverage. Jadi itu langkah-langkah yang akan kami lakukan kepada para SPPG, dan kami meminta mereka untuk meningkatkan lagi kewaspadaan,” jelas Dadan.
Langkah ini menyusul laporan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor yang menyebut jumlah korban keracunan mencapai 214 siswa dari beberapa sekolah.
Baca Juga : Prabowo Minta Dapur MBG yang Bikin Siswa Keracunan Ditutup Sementara
“Total perkembangan kasus dugaan keracunan makanan dari tanggal 7-10 Mei 2025 secara kumulatif total korban yang tercatat sebanyak 214 orang,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan, Sri Nowo Retno.