ABATANEWS, SOLO — Ketua Harian DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ahmad Ali melakukan kunjungan khusus ke kediaman Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), di Solo pada Minggu (28/9). Pertemuan yang berlangsung tertutup selama satu jam itu terjadi hanya dua hari setelah pelantikan Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI.
“Mengunjungi Jokowi sebagai rasa kangen. Sehat beliau,” ujar Ahmad Ali, yang juga mantan Wakil Ketua Umum Partai NasDem, usai pertemuan.
Ali menegaskan, kunjungannya sekaligus menyampaikan pesan politik bahwa PSI solid mendukung jalannya pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Baca Juga : Jokowi Sebut Anak Buahnya Belum Setuju UU Perampasan Aset Disahkan Saat Jadi Presiden
“Ya PSI harus mendukung pemerintahan mendukung program-program pemerintahan Prabowo-Gibran, mensukseskan PSI. Jangan menjadi problem dan jadi beban bagi pemerintah kader PSI,” tegasnya.
Menurutnya, kader PSI harus hadir sebagai solusi dan mitra kerja pemerintah dalam menghadapi tantangan bangsa, baik di level internal maupun eksternal.
“Karena kita tahu hari ini bangsa Indonesia sedang banyak tantangan eksternal maupun internal yang sedang kita hadapi. Maka tantangan ini harus kita pikul bersama-sama apalagi PSI dengan Gerindra serta partai lain koalisi, soal janji politik harus bisa kita kerjakan bersama-sama untuk kesejahteraan masyarakat,” papar Ali.
Baca Juga : Rumahnya di Solo Dijaga Ketat, Jokowi Dikabarkan Ada di Medan
Meski demikian, Ali menepis anggapan bahwa kedatangannya untuk meminta Jokowi menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina PSI. Ia juga enggan membeberkan siapa sosok berinisial J yang sebelumnya diumumkan akan menjadi Ketua Dewan Pembina partai.
“Tidak. Ini kan sosialisasi pelantikan kemarin. Seperti saya bilang selesai pelantikan datang melaporkan sudah selesai pelantikan. Kemudian sebelum melangkah pasti meminta arahan-arahan dari beliau (Jokowi),” katanya.
Ia menambahkan bahwa inisial J sengaja masih dirahasiakan karena PSI ingin memberi kejutan politik di waktu yang tepat.
Baca Juga : Demokrat Ogah Dituduh Jadi Dalang Dibalik Kasus Ijazah Jokowi: Ini Fitnah
“Dibilang nanti (nama asli J). Kalau sekarang tidak akan jadi sesuatu kejutan,” pungkasnya.