Rabu, 09 Juli 2025 20:05

Pemkot Makassar Dorong Pengelolaan Sampah Organik Jadi Eco Enzyme

Pemkot Makassar Dorong Pengelolaan Sampah Organik Jadi Eco Enzyme

ABATANEWS, MAKASSAR – Pemerintah Kota Makassar terus memperkuat langkah konkret mengatasi krisis sampah yang semakin mengkhawatirkan. Wali Kota Munafri Arifuddin menekankan pentingnya partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat, terutama dalam mengelola sampah organik menjadi produk bernilai ekonomis seperti Eco Enzyme.

Munafri Arifuddin, menyatakan bahwa Kota Makassar kini berada dalam kondisi darurat sampah, dengan produksi harian mencapai 1.000 ton, lebih dari 60% di antaranya merupakan sampah organik.

“Makassar ini sudah darurat sampah. Tidak ada pilihan selain semua masyarakat harus berpartisipasi aktif,” kata Munafri saat membuka sosialisasi pengelolaan sampah organik menjadi Eco Enzyme di Hotel Mercure Makassar, Rabu (9/7/2025).

Baca Juga : Aliyah Mustika Ilham: Dengan APBD Rp126 Miliar, Angka Stunting Makassar Harus Turun

Menurutnya, pengolahan sampah menjadi Eco Enzyme merupakan solusi konkret yang terbukti efektif di berbagai daerah. Eco Enzyme dihasilkan dari fermentasi sisa buah dan sayuran bersama gula dan air. Cairan ini bisa dimanfaatkan sebagai pembersih alami, pupuk organik, pengusir hama, hingga produk ramah lingkungan lainnya.

“Kalau ini dikelola secara konsisten, bukan hanya soal kebersihan yang terselesaikan, tapi juga tercipta peluang ekonomi baru,” ujarnya.

Munafri menambahkan, Pemkot Makassar siap mendukung inisiatif pengelolaan sampah dengan menyiapkan infrastruktur, regulasi, hingga insentif.

Baca Juga : Bahas Pelestarian Budaya, Wawali Aliyah Terima Audiensi Persatuan Mahasiswa Tau Sianakkang

Ia menegaskan bahwa pengelolaan sampah tidak boleh dianggap sekadar urusan kebersihan, melainkan sebagai bagian dari penguatan ekonomi warga melalui konsep urban farming, urban livestock, hingga industri turunan lainnya.

“Ketika sampah organik diolah jadi pupuk, hasilnya bisa digunakan untuk pertanian kota. Produk dari pertanian ini akan menggerakkan ekonomi rumah tangga. Ini siklus ekonomi yang sehat,” terang Wali Kota berlatar belakang pengusaha tersebut.

Selain Eco Enzyme, Pemkot juga mendorong pemanfaatan sampah plastik dan organik untuk budidaya maggot yang akan dikembangkan ke skala industri.

Baca Juga : Pemkot Makassar Ikuti Rakor Pusat Antisipasi Keracunan Program MBG

“Ke depan, kita ingin punya green house, green lab, hingga industri pertanian dan daur ulang yang tumbuh di tengah kota,” katanya.

Munafri juga mengapresiasi langkah Hotel Mercure Makassar yang telah berhasil mengelola sampah organik secara mandiri. Hotel ini mampu mengurangi frekuensi pengangkutan sampah dari setiap hari menjadi hanya sekali seminggu, serta menekan biaya operasional dengan memproduksi Eco Enzyme.

“Langkah ini patut dicontoh. Pengelolaan internal yang dilakukan Hotel Mercure bisa menekan pengeluaran cukup besar. Ini bukti bahwa limbah bisa jadi sumber manfaat ekonomi,” jelasnya.

Baca Juga : Makassar Perkuat Pengawasan Program MBG, Libatkan TP PKK dan Kader Posyandu

Dalam kegiatan yang digelar oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Makassar bekerja sama dengan Hotel Mercure ini, hadir pula pelaku usaha, komunitas lingkungan, serta instansi teknis lainnya. Turut hadir Tim Ahli Pemkot Makassar Hudli Huduri dan Fadly Padi, serta Kepala DLH Makassar Helmy Budiman.

Munafri menegaskan komitmen Pemkot menjadikan pengelolaan sampah sebagai gerakan kolaboratif, bukan sekadar program pemerintah.

“Saya yakin di Makassar banyak yang peduli lingkungan. Yang kita butuhkan sekarang adalah kerja bersama. Pemerintah siap mendukung penuh,” pungkasnya.

Penulis : Azwar
Komentar