ABATANEWS, JAKARTA — Pemerintah Indonesia berhasil memperjuangkan relaksasi aturan layanan kesehatan bagi jemaah haji di Arab Saudi. Lewat pendekatan diplomatik, dokter-dokter Indonesia kini diizinkan kembali memberikan layanan medis di klinik haji setelah sebelumnya ruang gerak mereka dibatasi. Langkah ini menjadi angin segar bagi jemaah, terutama di tengah suhu ekstrem yang bisa menembus 50 derajat Celsius.
Kesepakatan tersebut dicapai dalam rangkaian dialog antara Menteri Agama RI Nasaruddin Umar dan otoritas kesehatan Arab Saudi. Dalam pertemuan itu, Saudi menyatakan keprihatinannya atas tingginya angka kematian jemaah, khususnya dari Indonesia, dan menanyakan sistem seleksi kesehatan serta kesiapan tenaga medis.
“Menteri Kesehatan Saudi akhirnya menyepakati bahwa dokter Indonesia dapat kembali memberikan layanan medis di klinik-klinik haji. Ini penting, karena banyak jemaah merasa lebih nyaman berobat di klinik Indonesia, apalagi ada kendala bahasa jika langsung ke rumah sakit Saudi,” jelas Menag Nasaruddin, Minggu (1/6/2025) di Jeddah.
Baca Juga : Kemenag Naikkan Gaji Guru Madrasah Sebesar Rp500 Ribu Per Bulan
Selain membahas kerja sama layanan medis, Menag juga menyampaikan imbauan penting kepada jemaah agar menjaga kondisi fisik, terlebih menjelang fase puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
“Cuaca saat ini sangat panas, bisa mencapai 50 derajat Celsius. Karenanya, jemaah diimbau mengurangi aktivitas di luar ruangan, terutama pada siang hari. Bahkan untuk shalat Jumat pun dianjurkan di sekitar hotel masing-masing,” ujarnya.
Menag juga mengingatkan agar jemaah tidak memaksakan diri melakukan ibadah sunnah secara berlebihan demi menjaga kebugaran selama proses ibadah.
Baca Juga : KPK Ungkap Ada Praktik Jual Beli Kuota Haji, Jemaah Baru Bisa Langsung Berangkat
“Kita juga diingatkan agar tidak memaksakan diri melakukan ibadah-ibadah sunnah yang berlebihan, seperti umrah berkali-kali, karena dapat menguras energi dan berdampak buruk pada kesehatan,” tambahnya.
Terkait dengan penertiban aktivitas di luar tenda, termasuk kunjungan ke Jabal Rahmah, Menag menyebut Kepolisian Arab Saudi akan menerapkan langkah-langkah pengamanan guna meminimalkan risiko.
Menyambut positif respons dari Pemerintah Arab Saudi, Menag menyebut kerja sama ini sebagai bukti kemitraan produktif antara dua negara dalam mengelola haji.
Baca Juga : Bupati Barru Andi Ina Hadiri PENAIS Award 2025 Kemenag, Rusman Raih Kategori Pelestarian Lingkungan
“Kita harus terus introspeksi dan mengambil pelajaran dari tahun ini, agar penyelenggaraan haji Indonesia semakin baik di masa yang akan datang,” pungkasnya.