PBB Sebut Hampir Setengah Bantuan ke Gaza Ditahan Pihak Israel

PBB Sebut Hampir Setengah Bantuan ke Gaza Ditahan Pihak Israel

ABATANEWS.COM – Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB menyebit hampir setengah dari misi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza, Palestina diblokir pihak Israel dalam seminggu terakhir.

Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric mengatakan penundaan dan hambatan pergerakan kemanusiaan di Gaza masih berlanjut. Dengan pergerakan yang disetujui oleh otoritas Israel masih membutuhkan waktu berjam-jam untuk diselesaikan.

“Tim-tim dibiarkan menunggu di jalan-jalan yang seringkali berbahaya, padat, atau tidak dapat dilalui,” kata Stephane Dujarric mengutip Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), Jumat (29/8/2025).

Ia mencatat, dari 89 upaya koordinasi pergerakan dengan otoritas Israel di Jalur Gaza, hanya 59% yang difasilitasi. Antara Rabu dan Selasa lalu, Dujarric melaporkan bahwa 26% lainnya awalnya disetujui tetapi kemudian dihambat di lapangan.

“Sementara 8% ditolak mentah-mentah, dan 7% harus ditarik oleh penyelenggara,” ungkap Stephane Dujarric.

Ia mengatakan di antara 23 pergerakan yang terhambat, lima akhirnya berhasil diselesaikan. Termasuk misi untuk mengumpulkan pasokan dari penyeberangan dan mengevakuasi pasien.

Namun 18 sisanya tidak selesai, tambahnya. Mengenai situasi kemanusiaan, Dujarric mengatakan rekan-rekan PBB sangat prihatin dengan risiko serangan Israel yang akan datang di wilayah-wilayah lain di Kota Gaza.

Ia juga menekankan bahwa dampak serangan besar-besaran akan sangat dahsyat, “Tidak hanya bagi mereka yang berada di kota itu tetapi juga bagi seluruh Jalur Gaza,” jelasnya.

Menurut Dujarric, tim pelacakan populasi PBB mengindikasikan sekitar 1.300 orang melarikan diri dari Gaza utara ke selatan pada hari Senin dan Selasa. Sehingga pergerakan utara-selatan sejak 14 Agustus, ketika rencana ofensif Israel diumumkan, menjadi 20.000.

Secara keseluruhan, sekitar 60.000 pengungsian dari Kota Gaza telah tercatat, katanya. “Di seluruh Jalur Gaza, ratusan ribu keluarga masih hidup dalam kondisi yang penuh sesak, tidak bermartabat, dan tidak aman di lokasi pengungsian,” tambahnya.

Berita Terkait
Baca Juga