OJK Catat Ada 27,8 Triliun Utang Masyarakat Indonesia di Paylater Bank Per Maret 2025

OJK Catat Ada 27,8 Triliun Utang Masyarakat Indonesia di Paylater Bank Per Maret 2025

ABATANEWS, JAKARTA — Penggunaan skema cicilan instan atau Buy Now Pay Later (BNPL) di sektor perbankan menunjukkan lonjakan signifikan, menandai pergeseran gaya hidup finansial masyarakat Indonesia. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2025 menunjukkan nilai utang paylater mencapai Rp 22,78 triliun, tumbuh pesat 32,18 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Tak hanya nilai kredit yang naik, jumlah pengguna paylater bank juga meningkat, menembus 24,56 juta rekening. Padahal, pada bulan sebelumnya, angkanya masih di 23,66 juta.

“Jumlah rekening mencapai 24,56 juta, di mana Februari sebelumnya tercatat sebesar 23,66 juta,” jelas Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae dalam konferensi pers, Jumat (9/5).

Kendati porsinya masih tergolong kecil dalam keseluruhan kredit bank—yakni hanya 0,29 persen—pertumbuhan ini mencerminkan bagaimana layanan instan berbasis digital menjadi pilihan banyak nasabah dalam memenuhi kebutuhan konsumtif harian.

“Per Maret 2025, baki kredit BNPL sebagaimana dilaporkan dalam SLIK tumbuh sebesar 32,18 persen yoy, atau Februari sebelumnya tercatat 36,60 persen yoy menjadi Rp22,78 triliun,” ujar Dian.

Secara umum, sektor perbankan nasional tetap menunjukkan performa positif dengan total kredit mencapai Rp 7.908 triliun, tumbuh 9,16 persen (yoy). Namun, pertumbuhannya tercatat melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 10,30 persen (yoy).

“Kinerja intermediasi perbankan relatif stabil dengan profil risiko yang tetap terjaga. Pada Maret 2025 pertumbuhan kredit masih melanjutkan pertumbuhan sebesar 9,16 persen yoy,” tambah Dian.

Pertumbuhan kredit paling tinggi berasal dari kredit investasi (13,36 persen yoy), disusul kredit konsumsi (9,32 persen yoy), dan kredit modal kerja (6,51 persen yoy). Dari sisi kepemilikan, bank BUMN menjadi kontributor utama dengan pertumbuhan 9,54 persen. Sementara itu, kredit korporasi juga melaju pesat sebesar 13,52 persen (yoy).

Berita Terkait
Baca Juga