Nazwa Pamit Mau Interview Kerja di Medan, Sesaat Kemudian Dikabarkan Meninggal di Kamboja

ABATANEWS, DELI SERDANG – Tangis pilu Lanniari, ibu dari Nazwa Aliya (19), belum juga reda. Remaja asal Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, itu meninggal dunia di Kamboja pada Selasa (12/8) setelah sempat dikabarkan berpindah negara tanpa sepengetahuan keluarga.
Sejak awal, Lanniari sudah merasa ada kejanggalan ketika anaknya pamit untuk interview kerja di Medan, namun tiba-tiba justru mengabarkan berada di Thailand. Belakangan, Nazwa diketahui bertemu dengan seorang pria bernama Chris yang kemudian membawanya ke Kamboja.
“Tiba-tiba saya dapat SMS dari Hp dia ngapain kau halang-halangan aku pergi, ngapain kau panggil gangster. Di situ saya sudah rasa heran apakah ini anak saya bahasanya gini, sampai situ saya rasa aneh terus lah, ternyata terlepas juga (sampai ke Kamboja),” ungkap Lanniari.
Kabar duka diterima keluarga ketika Chris mengirimkan foto jenazah Nazwa yang sudah ditutupi kain biru. Disebutkan, ia meninggal karena overdosis paracetamol. Namun pihak rumah sakit juga menuliskan penyebabnya sebagai dispepsia.
Kesedihan keluarga makin dalam setelah mengetahui biaya pemulangan jenazah dari Kamboja ke Indonesia mencapai Rp138 juta. Jumlah ini jauh di luar kemampuan mereka.
“Harapan saya pemerintah dapat membantu pemulangan jenazah anak saya, saya berharap sekali diproses secepatnya,” kata Lanniari saat mengadu ke BP3MI Sumut di Medan, Kamis (21/8).
Kepala BP2MI Sumut, Harold Hamonangan, mengakui pihaknya sedang berkoordinasi dengan KBRI Phnom Penh dan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) untuk mencari jalan keluar.
“Tapi yang jelas Pemkab Deli Serdang tak punya alokasi (dana) untuk pemulangan tadi kami coba kontak ke Deli Serdang sepertinya tidak ada alokasi pemulangan dari Kamboja,” ujarnya.
Menurut Harold, langkah lain yang sedang diupayakan adalah melacak perusahaan tempat Nazwa bekerja, jika memang ada, untuk menanggung sebagian biaya pemulangan. Namun hingga kini kepastian itu belum jelas.
Sementara itu, Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, mengungkapkan bahwa pihaknya sebenarnya sudah mengetahui keberadaan Nazwa sejak Mei 2025, usai mendapat pengaduan dari keluarga. Bahkan, saat itu Kemlu sempat melakukan video call dengan Nazwa.
“Kemlu telah menawarkan mediasi NA dengan keluarga, namun NA menolak dan meminta pemerintah menghormati pilihannya karena ia sudah dewasa, dapat mengambil keputusan sendiri, dan berpergian secara legal,” kata Judha.
Kini, setelah Nazwa meninggal dunia, Kemlu memastikan akan mengirimkan nota diplomatik kepada otoritas Kamboja untuk meminta investigasi terkait klaim penyebab kematiannya.
“Kementerian Luar Negeri melalui KBRI Phnom Penh akan terus berkoordinasi dengan otoritas Kamboja dan keluarga guna memastikan penanganan terbaik bagi almarhumah,” jelas Judha.