ABATANEWS – Pemain medsos bayaran atau yang lebih dikenal buzzer, menyerang para altet bulutangkis tanah air. Sampai-sampai, mereka membentuk tagar #atletharuspaham.
Bukannya gak mau diturunin, tapi sedang disiapkan. …#AtletHarusPaham😉 pic.twitter.com/6RBFpmXEWk
— Yunan3 (@Yunan34) December 6, 2021
Baca Juga : Lonjakan Domino! “Open Tournament Domino Menpora Cup 2025” Jadi Panggung Baru Olahraga Otak
Baca Juga : Menpora Dito Bareng Prabowo Nobar Film ‘Indonesia dari Timur’
Baca Juga : Pengurus YOSS Sambangi Menpora Dito Keluhkan Soal Stadion Andi Mattalatta yang Digusur Pemprov
Tagar itu merupakan buntut dari pernyataan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainuddin Amali yang tidak menyiapkan bonus untuk para atlet juara Piala Thomas beberapa waktu lalu. Zainuddin pun dikritik, lantaran dianggap tidak memedulikan atlet yang berprestasi untuk Indonesia.
Udah lah cepetan evaluasi. Masa dibayar tapi tetep kalah trending. #ApresiasiUntukAtlet #PrestasiButuhApresiasi pic.twitter.com/EJRChoDKoY
— Zona Bulutangkis (@ZonaBulutangkis) December 6, 2021
Baca Juga : Lonjakan Domino! “Open Tournament Domino Menpora Cup 2025” Jadi Panggung Baru Olahraga Otak
Baca Juga : Menpora Dito Bareng Prabowo Nobar Film ‘Indonesia dari Timur’
Baca Juga : Pengurus YOSS Sambangi Menpora Dito Keluhkan Soal Stadion Andi Mattalatta yang Digusur Pemprov
Atas reaksi tersebut, para atlet akhirnya jadi bulan-bulanan para buzzer. Ia dituding “mata duitan” karena berharap kucuran bonus dari pemerintah. Padahal, pemerintah memang patut menyediakan hal itu.
Baca Juga : Komisi X DPR RI Setujui Naturalisasi Tiga Pemain Keturunan, Ahmad Dhani Tuai Sorotan
Dari amanat UU SKN, Perpres 44/2014, dan Permenpora 1684/2015 sebetulnya ada aturan soal uang jaminan hari tua.
Itu diberikan kpd atlet dan pelatih juara internasional, juara nasional minimal 3 kali, dan pemecah rekor.
Baca Juga : Dito Ariotedjo Tanggapi Taufik Hidayat Yang Ditunjuk Jadi Wakil Menpora
Manifestasinya tergantung kebijakan menteri. https://t.co/lVvmWpbjdI
— A. Ainur Rohman (@ainurohman) December 4, 2021
Baca Juga : Lonjakan Domino! “Open Tournament Domino Menpora Cup 2025” Jadi Panggung Baru Olahraga Otak
Baca Juga : Menpora Dito Bareng Prabowo Nobar Film ‘Indonesia dari Timur’
Baca Juga : Pengurus YOSS Sambangi Menpora Dito Keluhkan Soal Stadion Andi Mattalatta yang Digusur Pemprov
Baca Juga : Kemenpora Rekomendasikan Stadion Sudiang Seperti Manahan Solo
Di lain pihak, warganet menemukan baliho besar yang tertuliskan menampilkan wajah Menpora Zainuddin. Seruannya juga lugas dengan tertulis “Desain Besar Olahraga Nasional”.
Maap lg sibuk ngedesain, besar pulak, https://t.co/7znW5xLZRp pic.twitter.com/IDT7McFAFa
— Yuk Vaksin Yuk (@kozirama) December 5, 2021
Baca Juga : Lonjakan Domino! “Open Tournament Domino Menpora Cup 2025” Jadi Panggung Baru Olahraga Otak
Baca Juga : Menpora Dito Bareng Prabowo Nobar Film ‘Indonesia dari Timur’
Baca Juga : Pengurus YOSS Sambangi Menpora Dito Keluhkan Soal Stadion Andi Mattalatta yang Digusur Pemprov
Baliho ini sangat bertolak belakang dengan kinerja Menpora yang dianggap belum beres mengawal sanksi WADA. Akibatnya, saat Indonesia menjadi juara Piala Thomas 2021 setelah 19 tahun menanti, bendera Indonesia tidak berkibar.
Begini ya cara respons kritik atlet bulu tangkis yg dah berjuang di Piala Thomas. Main tagar, meme nyindir atlet mata duitan. Minta atlet harus paham.
Baca Juga : Atlet Wushu Harris Haratius Raih Emas Asian Games 2023, Menpora Dito Bangga
Iya, paham paham.
Situ paham gak cara biar ga kena sanksi WADA, paham gak level Piala Thomas, paham gak siapa Fajar/Rian? pic.twitter.com/C5VMkBOhtE
— Ilhamzada (@iIhamzada) December 6, 2021
Baca Juga : Lonjakan Domino! “Open Tournament Domino Menpora Cup 2025” Jadi Panggung Baru Olahraga Otak
Baca Juga : Menpora Dito Bareng Prabowo Nobar Film ‘Indonesia dari Timur’
Baca Juga : Pengurus YOSS Sambangi Menpora Dito Keluhkan Soal Stadion Andi Mattalatta yang Digusur Pemprov
Kejadian kini berlanjut di ajang sepak bola Piala AFF 2021. Timnas Indonesia harus menerima kenyataan, tak ada lagi bendera merah putih pada pagelaran sepak bola bergengsi di Asia Tenggara kali ini akibat sanksi WADA yang belum juga diselesaikan. (*)
