Korsel Pertimbangkan Izinkan Kunjungan ke Korut Untuk Perbaiki Hubungan Antar Negara

ABATANEWS.COM – Korea Selatan (Korsel) tengah mempertimbangkan untuk mengizinkan perjalanan individu ke Korea Utara (Korut). Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya Presiden Lee Jae-myung yang lebih luas untuk memperbaiki hubungan antar Korea yang tegang selama bertahun-tahun.
“Pemerintah sedang meninjau dan menerapkan kebijakannya terkait Korea Utara dengan tujuan meredakan ketegangan di Semenanjung Korea dan meningkatkan hubungan antar-Korea. Berbagai langkah sedang ditinjau sebagai bagian dari proses ini,” ujar Juru Bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan, Koo Byung-sam, sebagaimana dilaporkan Korea Times dikutip Selasa (22/7/2025).
Koo menanggapi laporan lokal yang mengklaim bahwa rencana pariwisata tersebut dibahas dalam rapat Dewan Keamanan Nasional baru-baru ini yang dipimpin oleh presiden.
Ia juga tidak membantah laporan tersebut maupun mengonfirmasi langkah-langkah spesifik apa pun. Kantor kepresidenan mengatakan bahwa berbagai rencana sedang ditinjau untuk meningkatkan hubungan antar-Korea.
Sebagaimana diketahui, tur Korea Selatan ke Korea Utara telah dihentikan sejak 2008, setelah seorang turis Korea Selatan tewas tertembak oleh tentara Korea Utara di Gunung Geumgang. Upaya untuk memulai kembali program tersebut telah berulang kali gagal.
Pariwisata adalah salah satu dari sedikit bidang di Korea Utara yang tidak dikenai sanksi Dewan Keamanan PBB. Para pejabat Korea Selatan yakin perjalanan individu akan mematuhi sanksi internasional, karena tidak melibatkan transfer uang langsung atau transaksi keuangan yang signifikan.
Dorongan pemerintahan Lee untuk pariwisata sejalan dengan upaya yang lebih luas untuk kembali melibatkan Pyongyang dan meredakan ketegangan di semenanjung.
Di bulan pertamanya, Lee membalikkan beberapa kebijakan garis keras pendahulunya, Yoon Suk Yeol, termasuk menghentikan siaran melalui pengeras suara dan melarang kampanye selebaran.
Peneliti Senior di Institut Unifikasi Nasional Korea, Cho Han-bum mengatakan Korea Utara mungkin menyambut baik tawaran pariwisata Seoul.
“Ini karena kebutuhan mendesak akan mata uang asing dan fakta bahwa pariwisata tidak dibatasi oleh sanksi internasional saat ini,” terang Cho Han-bum.
Meski begitu, Cho mencatat bahwa inisiatif pariwisata apa pun kemungkinan akan berjalan dengan asumsi bahwa warga Korea Selatan diperlakukan sebagai warga negara asing.
Meskipun Seoul mengatakan pariwisata individu diperbolehkan, analis mencatat pemerintahan Lee mungkin bertindak hati-hati karena kekhawatiran atas reaksi Washington di tengah pembicaraan tentang kemungkinan dialog AS-Korea Utara.
Dorongan pariwisata Seoul yang kembali meningkat bertepatan dengan kesulitan awal di resor Wonsan-Kalma Korea Utara, yang menghentikan akses wisatawan asing beberapa minggu setelah peluncurannya pada 1 Juli.
Seorang manajer resor mengatakan kepada TV pemerintah bahwa mereka untuk sementara tidak menerima wisatawan asing guna meningkatkan layanan bagi pengunjung domestik.
Tidak ada alasan resmi yang diberikan untuk penangguhan tersebut, tetapi para ahli menunjuk pada buruknya infrastruktur dan keterpencilan Wonsan.
“Turis Rusia punya sedikit insentif untuk memilih tur Korea Utara yang mahal ketimbang pilihan yang lebih murah, seraya menambahkan Pyongyang akan segera menyadari bahwa mereka tidak bisa hanya bergantung pada Rusia atau Tiongkok dan membutuhkan turis Korea Selatan,” demikian Cho Han-bum.