Selasa, 28 Februari 2023 21:35

Kabar Bayi di Makassar Meninggal Diduga Perawat Salah Suntik, Ini Kata Pihak RS

Direktur RSUD Labuang Baji, dr Haris Nawawi (kiri ujung), didampingi Dokter Spesial Bedah Anak RS Labuang Bali, dr Munawir (tengah) dan Komite Medic RSUD Labuan Baji, dr Ummu Atia (kanan ujung) saat press converence di RS Labuang Baji, Selasa (28/2/2023) terkait adanya bayi yang diduga salah suntik.
Direktur RSUD Labuang Baji, dr Haris Nawawi (kiri ujung), didampingi Dokter Spesial Bedah Anak RS Labuang Bali, dr Munawir (tengah) dan Komite Medic RSUD Labuan Baji, dr Ummu Atia (kanan ujung) saat press converence di RS Labuang Baji, Selasa (28/2/2023) terkait adanya bayi yang diduga salah suntik.

ABATANEWS, MAKASSAR – Muncul sebuah kabar yang menyebutkan seorang bayi diduga meninggal karena perawat salah menyuntik. Kejadian itu, terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji, Makassar, pada Selasa (28/2/2023).

Bayi tersebut bernama Al Fatan yang baru berusia 50 hari, masuk RS Labuang Baji pada Senin tanggal 27 Februari 2023 sekitar pukul 17.00 Wita. Bayi itu meninggal setelah dirawat di sana selama sehari dan dinyatakan meninggal pada Selasa siang, 28 Februari 2023.

Dari informasi yang dihimpun, perawat diduga mengambil sampel darah bayi tersebut. Namun yang bersangkutan kesulitan menemukan urat nadi, hingga menyuntik berkali-kali dan terjadi pendarahan.

Baca Juga : 31 Tempat Tidur Terisi Pasien Covid-19 yang Isolasi di FIT Asrama Haji

Komite Medic RSUD Labuan Baji, dr Ummu Atia mengatakan, bayi tersebut awalnya dirawat di RS Pratiwi. Dari hasil pemeriksaan di sana, bayi itu mengalami penyumbatan pada usus bagian bawah dari hasil rontgen RS Pratiwi.

“Kemudian, hasil pemeriksaan RS Pertiwi, darah bayi HB-nya 6. Tangan Kemudian dari kami, juga dilakukan pemeriksaan darah yang semakin turun mencapai GB 5,” ujar Komite Medic RSUD Labuan Baji, dr Ummu Atia dalam press converence di RS Labuang Baji, Selasa (28/2/2023).

Ia juga mengaku, RS sebelumnya melakukan pemeriksaan darah melalui tangan sebelah kiri. Sementara di RS Labuang Baji, dilakukan pemeriksaan darah di tangan sebelah kanan.

Baca Juga : 31 Tempat Tidur Terisi Pasien Covid-19 yang Isolasi di FIT Asrama Haji

Di situ, menunjukkan darah bayi hanya HB 5 padahal normalnya harus 12. Alhasil kata dia, bayi itu mengalami trombosit yang mana sebagian tubuhnya bertanda mengalami infeksi.

“Akhirnya kami melakukan transfusi darah untuk menormalkan HB bayi. Jadi kami sudah melakukan penanganan sesuai dengan SOP,” imbuhnya.

Sementara itu, Dokter Spesial Bedah Anak, dr Munawir menambahkan informasi yang banyak beredar adalah sebuah kesalahan. Sebab jika perawat bersangkutan melakukan kesalahan, otomatis bayi sudah meninggal beberapa jam setelah masuk ke RS Labuang Baji.

Baca Juga : 31 Tempat Tidur Terisi Pasien Covid-19 yang Isolasi di FIT Asrama Haji

“Kalau yang namanya orang diambil darahnya, biasanya memang terjadi pendarahan. Tapi kalau ditekan, pasti darahnya akan redah (keluar). Apalagi ini masih bayi 50 hari, kalau diambil darahnya pasti cepat berhenti keluar,” jelasnya.

Adapun Direktur RSUD Labuang Baji, dr Haris Nawawi mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Bayi Al Fatan. Ia, bahkan memberikan sejumlah fasilitas kepada orang tua bayi.

“Fasilitas yang kami berikan adalah ambulans gratis untuk dibawa ke kampung halamannya. Seharusnya kan ambulans itu tidak ditanggung BPJS. Selain itu kami juga membuka akses komunikasi terhadap keluarga bayi tersebut,” pungkasnya.

Penulis : Wahyu Susanto
Komentar