Selasa, 10 Mei 2022 08:20

Ekonomi Sulsel Triwulan I 2022 Tumbuh 4,27 Persen

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi.
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi.

ABATANEWS, MAKASSAR – Ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada triwulan I 2022 tumbuh 4,27% dibandingkan triwulan I 2021 (yoy). Tetapi jika dibandingkan secara kuartal (qtq) justru turun -5,77%.

Pertumbuhan ekonomi triwulan I 2022 mencapai 4,27% (yoy). Tetapi secara kuartal dibandingkan triwulan IV 2021, ekonomi Sulsel terkontraksi -5,77%,” kata Kepala BPS Sulsel, Suntono dalam keterangannya, yang diterima Selasa (10/5/2022).

Suntono menyebutkan sejumlah faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulsel. Diantaranya ditopang oleh meningkatnya produksi padi hingga 9% dan luas panen jagung meningkat 9-10% dibandingkan triwulan I 2021.

Baca Juga : Terendah Dalam 6 Tahun Terakhir, Angka Kemiskinan di Sulsel Turun 7,60 Persen

Kemudian produksi rumput laut tambak naik 3% dan penangkapan ikan di laut naik hingga 20% dibandingkan triwulan I 2021. Selain itu, juga terjadi lonjakan penjualan listrik sebesar 20% (yoy).

“Seiring dengan meningkatnya mobilitas penduduk di Sulsel, berdampak pada beberapa sektor seperti akomodasi makan, minum, dan transportasi,” jelasnya.

Baca Juga : Presiden Prabowo Optimis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diakhir Tahun 2025 Capai 7%

Jumlah angkutan udara yang berangkat melalui Bandara Sultan Hasanuddin tercatat sebanyak 588 ribu penumpang. Situasi ini mengalami kenaikan 28% bila dibandingkan triwulan I-2021.

“Konsumsi semen di wilayah Sulsel juga naik 3,08% bila dibandingkan triwulan I 2021,” ungkapnya.

Kendati demikian, Suntono menerangkan, peningkatan tidak terjadi pada penjualan kendaraan baru. Sebanyak 37 ribu unit kendaraan baru yang terjual pada triwulan I 2021 masih lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2021 dan masih lebih tinggi dibanding triwulan I 2021.

Baca Juga : Presiden Prabowo Target 18 Millar Dollar AS Hasil Kerja Sama Indonesia dan Vietnam

Penyebab lainnya, lanjut Suntono adalah konsumsi pemerintah pusat turun sebesar -12,19% (yoy). Penurunan paling besar terjadi pada belanja modal sebesar -62,31% dan belanja barang dan jasa -7,9%. “Sedang belanja pegawai naik 1,76% dan belanja bantuan sosial tumbuh 64,55%,” pungkasnya.

Penulis : Redaksi
Komentar