ABATANEWS, MAROS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maros, telah menyalurkan 160 tangki air bersih kepada warga terdampak.
Hal tersebut disampaikan Kepala BPBD Maros Fadli, ia menyebut penyaluran air bersih ini sudah dilakukan sejak bulan Agustus lalu.
“Penyaluran dilakukan sejak Agustus lalu, menyasar daerah terdampak kekeringan paling parah,” ujarnya, Rabu (20/8/2023).
Baca Juga : Gubernur Sulsel Serahkan Bantuan Keuangan Rp10,5 M untuk Pemkab Maros
Lanjut dikatakan Fadli hingga saat ini sudah ada tiga wilayah yang mengalami krisis air cukup parah.
Tiga kecamatan ini, kata dia, mayoritas berada di wilayah pesisir Maros.
“Kita prioritas di kecamatan pesisir yakni Bontoa, Lau dan Maros Baru,” ungkapnya.
Baca Juga : Pemkab Maros Cegah Penularan Penyakit Lewat Pojok TB Sipakatau
Ia menambahkan tiap harinya pihaknya menyalurkan sebanyak enam tangki berisi 5 ribu liter.
“Jadi sekitar 30 ribu liter air tersalurkan tiap hari di desa atau kelurahan. Jadi sampai saat ini itu sudah ada sekitar 160 tangki yang disalurkan,” tambahnya.
Penyaluran air bersih dipusatkan kawasan pemukiman warga yang telah ditentukan oleh pemerintah desa atau kelurahan setempat.
Baca Juga : Peduli Pendidikan, Chaidir Syam Alokasikan Rp20 M untuk Rehab dan Pembangunan Sekolah
“Tempat penyalurannya ditentukan oleh pemerintah setempat, umumnya kawasan pemukiman warga yang memang membutuhkan air bersih,” sebutnya.
Sementara itu, Bupati Maros Rp 2 Miliar Biaya Tak Terduga (BBT) untuk mengatasi kekeringan di musim kemarau ini.
Anggaran ini, salah satunya digunakan untuk penyaluran air bersih kepada warga.
Baca Juga : 824 Pengurus Koperasi Merah Putih di Maros Dikukuhkan
“Saat ini kita lagi menggunakan dan memanfaatkan dan BTT kita untuk penyaluran air bersih dan bantuan kekeringan,” katanya.
Saat ini, anggaran masih tersisa Rp 1,5 M.
Rencananya, Pemda Maros akan membuat sumur bor di beberapa wilayah yang terdampak kemarau yang cukup parah.
Baca Juga : Perdana di Indonesia, Maros Bentuk Duta Pajak PKK Remaja untuk Edukasi Masyarakat
Sumur bor ini dianggap mengatasi kekeringan ekstrim yang terjadi di Maros.
“Kita lagi melihat juga potensi-potensi yang bisa dibuatkan sumur bor, termasuk di sektor pertanian untuk kegiatan pompanosasi,” terangnya.