Demonstrasi Anti-Lockdown di Eropa Meluas ke Banyak Negara

ABATANEWS — Negara-negara di Eropa tengah mengahadapi kerusuhan akibat demonstrasi menentang aturan lockdown. Demonstrasi terjadi di Belanda, Swiss, Kroasia, Italia, Irlandia Utara, Austria dan Makedonia Utara
Tiga orang dirawat di rumah sakit Rotterdam Belanda pada hari Sabtu setelah mereka terluka parah ketika polisi Belanda melepaskan tembakan selama protes terhadap lockdown COVID-19
Kerumunan beberapa ratus perusuh membakar mobil, menyalakan kembang api dan melemparkan batu ke arah polisi selama protes pada Jumat malam. Polisi membalas dengan tembakan peringatan dan water canon.
Polisi Rotterdam memposting di Twitter pada hari Sabtu bahwa 51 orang telah ditangkap, setengah di antaranya berusia di bawah 18 tahun.
“Tiga perusuh terluka ketika mereka terkena peluru, mereka tetap di rumah sakit,” Kata polisi dilansir DailyMail.
Walikota kota, Ahmed Aboutaleb, mengatakan protes telah berubah menjadi lkekerasan. “Polisi dipaksa untuk menarik senjata mereka dan bahkan melepaskan tembakan langsung,” katanya pada konferensi pers Sabtu pagi.
Menteri Kehakiman Belanda Ferd Grapperhaus mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ‘kekerasan ekstrem’ terhadap polisi dan petugas pemadam kebakaran di Rotterdam adalah ‘menjijikkan.’
“Hak untuk memprotes sangat penting dalam masyarakat kita, tetapi apa yang kita lihat tadi malam hanyalah perilaku kriminal,” kata Grapperhaus.
Eropa telah jatuh ke malam kedua kerusuhan di tengah kembalinya aturan lockdown ketat yang bertujuan untuk membatasi meningkatnya tingkat infeksi Covid.
Sumber: DailyMail
Sementara itu, demonstrasi serupa terhadap pembatasan virus juga terjadi di Swiss, Kroasia, Italia, Irlandia Utara, Austria dan Makedonia Utara pada hari Sabtu, sehari setelah polisi Belanda menembaki pengunjuk rasa dan tujuh orang terluka dalam kerusuhan yang meletus di Rotterdam.
Itu terjadi ketika kekerasan pecah di Wina pada hari Sabtu ketika 10.000 pengunjuk rasa turun ke jalan untuk berdemonstrasi menentang pembatasan Covid-19 baru dan vaksinasi wajib.
Para pengunjuk rasa berunjuk rasa menentang pembatasan virus corona dan izin wajib COVID-19 yang diperlukan di banyak negara Eropa untuk memasuki restoran, pasar Natal atau acara olahraga, serta vaksinasi wajib.
Di Italia, 3.000 orang turun ke jalan di ibukota Circus Maximus untuk memprotes sertifikat ‘Green Pass’ yang diperlukan di tempat kerja, restoran, bioskop, teater, tempat olahraga dan pusat kebugaran, serta untuk perjalanan kereta api jarak jauh, bus atau feri di Italia.
Di Irlandia Utara, beberapa ratus orang yang menentang paspor vaksin memprotes di luar balai kota di Belfast, tempat pasar Natal kota dibuka Sabtu – pasar di mana bukti vaksinasi atau tes COVID-19 negatif diperlukan.