ABATANEWS, MANADO — Cuaca ekstrem diprediksi akan membayangi wilayah Sulawesi Utara selama sepekan ke depan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di daerah yang rentan terdampak hujan lebat, petir, dan angin kencang.
Koordinator Bidang Operasional BMKG Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Astrid Lasut, menjelaskan bahwa kondisi atmosfer di wilayah ini tengah mengalami dinamika yang mendukung terbentuknya cuaca ekstrem.
“Waspada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, serta peningkatan akumulasi curah hujan harian,” ujar Astrid, dikutip dari Antara.
Baca Juga : Gelombang Panas dan Ancaman Karhutla Bakal Landa Indonesia
Fenomena global seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) saat ini berada di Fase 8, yang menurut Astrid tidak berkontribusi signifikan terhadap pembentukan awan di kawasan ini. Namun, faktor lain seperti Southern Oscillation Index (SOI) dan suhu muka laut justru memperkuat potensi konveksi dan menambah uap air di sekitar Sulawesi Utara.
“Nilai SOI +6.1 meski belum signifikan, tetap berpengaruh terhadap peningkatan pola konvektif. Sementara suhu muka laut yang berada pada rentang 0,5 – 3,2 derajat Celsius turut meningkatkan massa uap air di perairan Sulut,” jelasnya.
BMKG memetakan potensi cuaca ekstrem yang berbeda tiap harinya:
- Senin-Selasa (4-5 Agustus): Kabupaten Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Utara dan Selatan jadi wilayah yang perlu siaga.
- Rabu (6 Agustus): Cuaca ekstrem meluas hingga Kota Manado, Kota Bitung, Tomohon, Minahasa Raya, dan Kepulauan Talaud.
- Kamis (7 Agustus): Sebagian besar wilayah diprakirakan cerah hingga hujan ringan.
- Jumat (8 Agustus): Manado dan Minahasa kembali masuk zona rawan.
- Sabtu (9 Agustus): Wilayah terdampak mencakup Manado, Tomohon, Minahasa, Bolaang Mongondow, dan kepulauan Sangihe-Talaud.
- Minggu (10 Agustus): Cuaca ekstrem kembali mengancam hampir seluruh wilayah daratan dan kepulauan di Sulut.