Rabu, 06 Agustus 2025 17:03

Amerika Serikat Berencana Ambil Alih Operasi Bantuan di Gaza

Warga Palestina mengambil karung-karung berisi tepung dari sebuah truk bantuan dekat pos pemeriksaan Israel di Kota Gaza, 19 Februari 2024. (Foto: Kosay Al Nemer/Reuters)
Warga Palestina mengambil karung-karung berisi tepung dari sebuah truk bantuan dekat pos pemeriksaan Israel di Kota Gaza, 19 Februari 2024. (Foto: Kosay Al Nemer/Reuters)

ABATANEWS.COM – Pemerintah AS berencana untuk mengambil alih operasi bantuan kemanusiaan Gaza. Hal itu dikarenakan Israel tidak menangani upaya pendistribusian bantuan secara memadai.

Memgutip Anadolu, utusan AS Steve Witkoff dan Presiden Donald Trump membahas peningkatan peran AS selama pertemuan Gedung Putih Senin malam.

Pertemuan itu terjadi setelah kunjungan Witkoff ke Gaza minggu lalu, di mana ia menghabiskan lebih dari lima jam untuk menilai kondisi di lapangan, menurut Departemen Luar Negeri AS.

Baca Juga : Donald Trump Resmi Ganti Nama Departemen Pertahanan Jadi Departemen Perang

Seorang pejabat AS mengatakan bahwa Trump “tidak senang” mengambil alih kepemimpinan tetapi mengatakan “tampaknya tidak ada cara lain.”

Pemerintahan Trump membuat keputusan itu karena meyakini Israel belum menangani situasi tersebut secara memadai, kata seorang pejabat AS.

Pejabat tersebut menggambarkan kekhawatiran Trump yang semakin besar, dengan mengatakan: “Masalah kelaparan di Gaza semakin parah. Donald Trump tidak menyukainya. Dia tidak ingin bayi-bayi kelaparan.”

Baca Juga : Korban Tewas Serangan Israel di Gaza Terus Bertambah, Total Mencapai 62.192 Jiwa

Negara-negara Teluk seperti Qatar akan menyumbang dana sementara Yordania dan Mesir “kemungkinan akan berpartisipasi,” kata sumber.

Seorang pejabat Israel mengatakan Tel Aviv mendukung perluasan peran AS dalam operasi bantuan.

Yayasan Kemanusiaan Gaza yang kontroversial, yang didirikan oleh Israel pada bulan Februari dengan dukungan AS, saat ini mengelola distribusi bantuan di wilayah kantong tersebut. Sejak akhir Mei, ketika yayasan ini mulai beroperasi, lebih dari 1.300 orang telah tewas saat mengakses bantuan.

Baca Juga : Pasca Pertemuan di Alaska, Senator AS Sebut Donald Trump Dipermalukan Putin

Sementara itu, setidaknya 188 orang, termasuk 94 anak-anak, telah meninggal karena kelaparan sejak Oktober 2023, dan lebih dari 61.000 orang tewas dalam perang Israel secara keseluruhan.

Penulis : Wahyuddin
Komentar